Sejarah
Teknik Industri di Indonesia
Sejarah Teknik Industri di Indonesia
di awali dari kampus ITB Institut Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian
pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana
mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada
zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin
atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di
Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik
Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub
bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan
Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
Kalau pada
masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan
perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan danKlaten, pekerjaan itu pun
masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan
yang terdapat di Jawa Timurdan Jawa Tengah.
Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik
Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan
suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada.
Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan dibengkel-bengkel
perkereta-apian.
Pada saat itu,
dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas
pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi
ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana
Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar
kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi
mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu,
seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat
ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari
sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk
menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani
suatu pekerjaan.
Pengalaman ini
menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh
seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru
memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam
pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun
1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada
gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam
bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun
yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis
hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula
dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari
keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat
untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam
pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal
tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik
Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu
dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang
bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu
pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian
sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi.
Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata
kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun
1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah
yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada
lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu
perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan
mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan
Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional,Pengendalian
Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga
pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik
Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
Pada tahun
1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang
mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri