
Rabu, 13 April 2011
Jumat, 01 April 2011
5 KEKUATAN UNTUK MENCAPAI KEUNTUNGAN
5 KEKUATAN UNTUK MENCAPAI KEUNTUNGAN YANG BERKELANJUTAN
Dalam membangun perusahaan atau industry ada yang namanya framework yaitu 5 kekuatan untuk mencapai keuntungan yang berkelanjutan :
1. Entri
Dalam entri entri ini industry membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk pengadaan mesin, pembangunan gedung, upah kariawan dan segala maca yang dibutuhkan dalam proses produksi harus tersedia, agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Sebuah perusahaan atau industry tidak dapat dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa factor produksi. Semua membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industry, pasar dan lingkungan. Biaya biaya yang telah dikorbankan dalam serangkaian tindakan pengambilan keputusan, mempunyai kesempatan untuk merubah dan konsekuensi dari perubahan yang penuh ketidak pastian.perusahaan atau industry dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambahkan atau mengurangi mesin produksi.kualutas suatu hasil produksi sangat berpengaruh dipasar dan dapat mencerminkan reputasi perusahaan itu dimanat pasar. Semua harus berjalan berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kekuatan pemasok
Setiap perusahaan harus memiliki system pemasokan barang yang bagus agar produksi berjalan dengan lancar tanpa adanya delay sehingga produksi jadi maksimal dan juga keinginan konsumem terpenuhi. Jika suatu perusahaa memiliki system pemasokan yang buruk sangat berpengaruh bagi produksi.
3. Industry pesaing
Setiap perusahaan pasti tidak akan lepas dari persaingan. Persaingan itu tidak hanya terbatas pada persaingan produk saja namun dalam hal kualitas, kecepatan produktifitas, dan lain-lain. Perusahaan haruslah mengerti akan pentingnya persaingan, dikarenakan dengan adanya persaingan maka perusahaan itu akan terus berkembang sejalan dengan munculnya produk yang lebih diunggulkan di pasar. Persaingan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa cara yaitu dengan meningkatkan kualitas barang yang kita produksi sehingga konsumen tidak akan kecewa ataupun berpaling kepada produk lain, setiap perusahaan haruslah mampu memenejemen setiap biaya yang dikeluarkan untuk produksi sehingga produk dapat dipasarkan dengan harga yang lebih hemat.
4. Subtitusi dan komplementer
Perusahaan harus dapat mengatasi berbagai macam hambatan yang terjadi dalam proses produksi contohnya jika suatu bahan baku produk sulit untuk digunakan dalam arti tidak memungkinkan untuk menggunakannya lagi sehingga kita harus menggunakan bahan baku pengganti untuk melancarkan proses produksi. Atau kita dapat menambahkan variasi dalam hal produksi dengan mengganti bahan baku yang ada dengan yang lain yang memiliki kualitas yang sama dengan bahan yang satunya.
5. Kekuatan pembeli
Dalam semua hal yang menyangkut 5 kekuatan untuk mencapai keuntungan yang berkelanjutan kekuatan pembeli sangatlah berpengaruh besar terhadap kelangsungan suatu perusahaan. Mengapa demikian ? hal tersebut disebabkan konsumen adalah juri terakhir yang menentukan produk yang dihasilkan suatu perusahaan dapat diterima atau tidak di pasar
Nama : deny purnomo
Npm : 31410808
Kelas : 1id04
Kamis, 31 Maret 2011
DEMAND ANALYSIS
DEMAND ANALYSIS
Contoh barang : PAKAIAN
Kualitas permintaan barang atau jasa (QDX) = sangat prospektif atau menunjang, karna setiap manusia pasti memerlukan pakaian dan juga termasuk dalam kebutuhan pokok. Pada masa kini orang lebih mementingkan model dibandingkan kualitas.
Harga barang atau jasa (PX) = harga pakaian sangat bervariasi, jadi setiap orang pasti bisa mendapatkannya untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang / jasa X dimasa mendatang (PE) = prospek kedepan penjualan pakaian sangatlah menjanjikan, karna setiap hari model pakaian pasti bertambah dan karena sifat manusia yang selalu tampil beda penjualan pakaian tidak akan mati selama kita bisa mengikuti tren yang sedang berkembang tentu saja harga juga faktor yang mempengaruhi penjualan tersebut.
Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang / jasa X dimasa mendatang (PAE) = setiap waktu bahkan setiap hari zaman pasti berkembang dan tren pun semakin bertambah, ini mempengaruhi ketersediaan barang yang akan terus meningkat.
Selera konsumen (T) = pakaian dalam selera konsumen berbagai macam, ada yang memang untuk menunjang kebutuhan, ada yang sekedar gaya hidup atau life style yang tidak mau ketinggalan zaman.
Pengeluaran iklan (A) = banyak sekali industri pakaian dan brand-brand ternama memasarkan produknya di berbagai media, yang tidak kalah dengan produk-produk lain.
Deny Purnomo
31410808
1ID04
TEORI EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
PENGERTIAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
a. Teori Ekonomi Mikro
Sesuai dengan namanya(mikro), dapat diartikan sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai “bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian”.Ada 3 aspek yang dianalasis teori ekonomi mikro, diantaranya :
1) Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis pasar barang. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik, pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaram (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang akan diperjual-bellikan. Contohnya adalah pasar beras, pasar pakaian, pasar computer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi di antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.
2) Tingkah Laku Pembeli dan Penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi pertama: par pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekinomi mereke secara rasional. Kedua: para pembeli berusaha memaksimalkan kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sadangkan para penjual berusaha memaksimalkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, teori ekonomi mikro menunjukkan (a) bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya.
3) Interaksi di Pasar Faktor Produksi
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan factor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut selanjutnya akan digunakan guna barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan factor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi di antara pembeli dan penjual faktor-faktor produksidi berbagai pasar faktor produksi akan menentukan “harga” suatu factor produksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut yang akan digunakan. Macam-macam factor produksi dan “harganya” (balas jasa) adalah tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary), modal(capital) yang diberikan bunga (interest) dan dividen, tanah (land) yang diberikan sewa (rent) dan kewirausahaan (enterpreneurship) yang diberikan laba.
b. Teori Ekonomi Makro
Sesuai namanya “makro” berarti besar. Dengan demikian, teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang ( misalnya permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran barabg-barang secara keseluruhan (agregat). Ada beberapa aspek yang dianalisis dari teori ekonomi makro, diantaranya:
1) Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi: (1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, (2) pengeluaran pemerintah, (3) pengeluaran perusahaan atau investasi, serta (4) ekspor dan impor. Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga-harga dan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
2) Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.
3) Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Perekonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (miney supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bangsa dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perkonomian.
#Sumber : Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Teoriu Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999.
Nama : Deny Purnomo
NPM : 31410808
Kelas : 1ID04
Kamis, 24 Februari 2011
Tugas Kewarganegaraan
KONFLIK AGAMA MERUPAKAN ANCAMAN NKRI
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam pulau, suku dan agama. Di indonesia terdapat 6 macam agama yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan ada satu lagi agama yang baru masuk ke Indonesia yaitu Kong Hucu. Dari berbagai macam perbedaan tersebut, khususnya perbedaan agama dapat menimbulkan berbagai macam perselisihan antar umat beragama.
1.2 Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk lebih menyatukan umat beragama yang berada di Indonesia, yang sering terjadi konflik agar kita semua menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebebasan beragama demi menjadikan negara Indonesia sebagai bangsa yang utuh dan satu diatas perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia.
BAB II : Pembahasan
Di Bekasi, tak jauh dari Jakarta, sekelompok saudara-saudara kita dari Front Pembela Islam (FPI) mengancam keselamatan sesama saudara-saudari Indonesia mereka sendiri. Tinggal di Jakarta atau berbatasan dengan Jakarta tidak serta-merta membuat penduduknya harus saling mempermasalahkan perbedaan.
Konflik agama yang sempat mencuat beberapa bulan lalu sangat memprihatinkan, mengingat negara kita ini adalah negara yang memiliki sistem pemerintahan demokratis yang sangat melekat dikehidupan masyarakat.
Masing-masing pihak dalam kasus seperti di Bekasi mempunyai alasan yang benar menurut persepsi mereka. Hanya saja, apa yang benar bagi satu pihak belum tentu ditangkap secara benar apalagi diterima sebagai sebuah kebenaran oleh pihak lain. Belum lagi, Kristen-Islam mempunyai sejarahnya tersendiri berisi hal-hal yang menyenangkan dan menyedihkan. Kadang, hubungan kedua pengikut agama ini bisa menjadi sangat sensitif kalau kedua belah pihak tidak mengutamakan dialog dan sikap saling mengerti.
Setiap agama pasti punya ketentuan dan peraturannya masing-masing. Tapi jangan sampai perbedaan dari kedua belah pihak itu membuat perpecahan diantara umat beragama. Jika hal ini terus saja terulang, dapat mengakibatkan nama Indonesia tercoreng dimata dunia, mengingat Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan agama.
Perbedaan tidak selamanya harus menjadi konflik, jika kita saling menghargai dan toleransi saya rasa kejadian ini tidak akan pernah terulang lagi. Sebaiknya ada upaya-upaya silaturahmi antara setiap pemeluk agama atau organisasi-organisasi yang mendasarkan agamanya masing-masing, guna menjadikan negara Indonesia negara yang damai dan tentram atas perbedaannya. Dan kita juga harus sesegera mungkin membuang perasaan saling curiga, karena itu hanya akan mengotori pikiran kita dan membuang-buang energi.Kalau kita bisa saling bersilaturahmi sesama umat manusia dan umat beragama dengan baik, itu akan menjadi kekuatan besar, menjadi modal sosial bersama-sama termasuk untuk memperbaiki kualitas bangsa dan keutuhan negara Indonesia.
BAB III : Kesimpulan
Dari permasalahan yang ada diatas, kita dapat saling memperbaiki diri kita masing-masing dengan menumbuhkan sikap saling menghargai antar pemeluk agama. Yang akan sangat membuat keadaan di negara ini menjadi aman dan tentram, karena konflik agama merupakan ancaman bagi keutuhan negara Indonesia.
Nama : Deny Purnomo
NPM : 31410808
Kelas : 1id04
Rabu, 12 Januari 2011
biografi tokoh sukses
Top of Form
Label:
Tulisan ini diambil dari iwanfals.co.id
Aku lahir tanggal 3 September 1961. Kata ibuku, ketika aku berumur bulanan, setiap kali mendengar suara adzan maghrib aku selalu menangis. Aku nggak tau kenapa sampai sekarang pun aku masih gambang menangis. Biar begini-begini, aku orangnya lembut dan gampang tersentuh. Sebagai contoh, menyaksikan berita di televisi yang memberitakan ada orang sukses lalu medapatkan penghargaan atas prestasinya, aku pun bisa menangis. Melihat seorang ibu yang menunjukkan cinta kasihnya pada anaknya, juga bisa membuat aku tersentuh dan lalu menangis
Bicara perjalanan karir musikku, dimulai ketika aku aktif ngamen di Bandung. Aku mulai ngamen ketika
berumur 13 tahun. Waktu itu aku masih SMP. Aku belajar main gitar dari teman-teman nongkrongku. Kalau mereka main gitar aku suka memperhatikan. Tapi mau nanya malu. Suatu hari aku nekat memainkan gitar itu. Tapi malah senarnya putus. Aku dimarahi.
Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatanku. Kejadian itu begitu membekas dalam ingatanku.
Dulu aku pernah sekolah di Jeddah, Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan. Kebetulan di sana ada saudara orang tuaku yang nggak punya anak. Karena tinggal di negeri orang, aku merasakan sangat membutuhkan hiburan. Hiburan satu-satunya bagiku adalah gitar yang kubawa dari Indonesia. Saat itu ada dua lagu yang selalu aku mainkan, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya.

Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji. Kalau di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, aku cuma menenteng gitar kesayanganku. Dalam perjalanan dalam pesawat dari Jeddah ke Indonesia, pengetahuan gitarku bertambah. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiriku dan meminjam gitarku. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Soalnya suara gitarku fals. "Kok kayak gini steman-nya?" tanyanya. Waktu itu, meski sudah bisa sedikit-sedikit aku memang belum bisa nyetem gitar. Setelah membetulkan gitarku, pramugari itu lalu mengajariku memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan.
Waktu sekolah di SMP 5 Bandung aku juga punya pengalaman menarik dengan gitar. Suatu ketika, seorang guruku menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, aku menawarkan diri. "Gengsi dong," pikirku waktu itu. Maka jadilah aku pemain gitar di vokal grup sekolahku.
Kegandrunganku pada gitar terus berlanjut. Saat itu teman-teman mainku juga suka memainkan gitar. Biasanya mereka memainkan lagu-lagu Rolling Stones. Melihat teman-temanku jago main gitar, aku jadi iri sendiri. Aku ingin main gitar seperti mereka. Daripada nggak diterima di pergaulan, sementara aku nggak bisa memainkan lagu-lagu Rolling Stones, aku nekat memainkan laguku sendiri. Biar jelek-jelek, yang penting lagu ciptaanku sendiri, pikirku.
Untuk menarik perhatian teman-temanku, aku membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temanku pada ketawa mendengarkan laguku.
Setelah merasa bisa bikin lagu, apalagi bisa bikin orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Kalau ada hajatan, kawinan, atau sunatan, aku datang untuk menyanyi. Dulu manajernya Engkos, yang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan.

Di SMP aku sudah merasakan betapa pengaruh musik begitu kuat. Mungkin karena aku nggak punya uang, nggak dikasih kendaraan dari orang tua untuk jalan-jalan, akhirnya perhatianku lebih banyak tercurah pada gitar. Sekolahku mulai nggak benar. Sering bolos, lalu pindah sekolah.
Aku merasakan gitar bisa menjawab kesepianku. Apalagi ketika sudah merasa bisa bikin lagu, dapat duit dari ngamen, mulailah aku sombong. Tetapi sesungguhnya semuanya itu kulakukan untuk mencari teman, agar diterima dalam pergaulan.
Suatu ketika ada orang datang ke Bandung dari Jakarta. Waktu itu aku baru sadar kalau ternyata lagu yang kuciptakan sudah terkenal di Jakarta. Maksudku sudah banyak anak muda yang memainkan laguku itu. Malah katanya ada yang mengakui lagu ciptaanku.
Sebelum orang Jakarta yang punya kenalan produser itu datang ke Bandung, aku sebetulnya sudah pernah rekaman di Radio 8 EH. Aku bikin lagu lalu diputar di radio itu. Tapi radio itu kemudian dibredel.
Setelah kedatangan orang Jakarta itu, atas anjuran teman-temanku, aku pergi ke Jakarta. Waktu itu aku masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Sebelum ke Jakarta aku menjual sepeda motorku untuk membuat master. Aku tidak sendirian. Aku bersama teman-teman dari Bandung: Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul.
Kami lalu rekaman. Ternyata kasetnya tidak laku. Ya, sudah, aku ngamen lagi, kadang-kadang ikut festival. Setelah dapat juara di festival musik country , aku ikut festival lagu humor. Kebetulan dapat nomor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum) lagu-lagu humorku lalu direkam, diproduseri Handoko. Nama perusahaannya ABC Records. Aku rekaman ramai-ramai, sama Pepeng (kini pembawa acara kuis Jari-jari, jadi MC, dll), Krisna, dan Nana Krip. Tapi rekaman ini pun tak begitu sukses. Tetap minoritas. Hanya dikonsumsi kalangan tertentu saja, seperti anak-anak muda.
Akhirnya aku rekaman di Musica Studio. Sebelum ke Musica, aku sudah rekaman sekitar 4 sampai 5 album. Setelah rekaman di Musica itu, musikku mulai digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani Willy Soemantri.
SUMBER: IWANFALS.CO.ID
Aku lahir tanggal 3 September 1961. Kata ibuku, ketika aku berumur bulanan, setiap kali mendengar suara adzan maghrib aku selalu menangis. Aku nggak tau kenapa sampai sekarang pun aku masih gambang menangis. Biar begini-begini, aku orangnya lembut dan gampang tersentuh. Sebagai contoh, menyaksikan berita di televisi yang memberitakan ada orang sukses lalu medapatkan penghargaan atas prestasinya, aku pun bisa menangis. Melihat seorang ibu yang menunjukkan cinta kasihnya pada anaknya, juga bisa membuat aku tersentuh dan lalu menangis
Bicara perjalanan karir musikku, dimulai ketika aku aktif ngamen di Bandung. Aku mulai ngamen ketika
berumur 13 tahun. Waktu itu aku masih SMP. Aku belajar main gitar dari teman-teman nongkrongku. Kalau mereka main gitar aku suka memperhatikan. Tapi mau nanya malu. Suatu hari aku nekat memainkan gitar itu. Tapi malah senarnya putus. Aku dimarahi.
Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatanku. Kejadian itu begitu membekas dalam ingatanku.
Dulu aku pernah sekolah di Jeddah, Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan. Kebetulan di sana ada saudara orang tuaku yang nggak punya anak. Karena tinggal di negeri orang, aku merasakan sangat membutuhkan hiburan. Hiburan satu-satunya bagiku adalah gitar yang kubawa dari Indonesia. Saat itu ada dua lagu yang selalu aku mainkan, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya.

Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji. Kalau di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, aku cuma menenteng gitar kesayanganku. Dalam perjalanan dalam pesawat dari Jeddah ke Indonesia, pengetahuan gitarku bertambah. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiriku dan meminjam gitarku. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Soalnya suara gitarku fals. "Kok kayak gini steman-nya?" tanyanya. Waktu itu, meski sudah bisa sedikit-sedikit aku memang belum bisa nyetem gitar. Setelah membetulkan gitarku, pramugari itu lalu mengajariku memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan.
Waktu sekolah di SMP 5 Bandung aku juga punya pengalaman menarik dengan gitar. Suatu ketika, seorang guruku menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, aku menawarkan diri. "Gengsi dong," pikirku waktu itu. Maka jadilah aku pemain gitar di vokal grup sekolahku.
Kegandrunganku pada gitar terus berlanjut. Saat itu teman-teman mainku juga suka memainkan gitar. Biasanya mereka memainkan lagu-lagu Rolling Stones. Melihat teman-temanku jago main gitar, aku jadi iri sendiri. Aku ingin main gitar seperti mereka. Daripada nggak diterima di pergaulan, sementara aku nggak bisa memainkan lagu-lagu Rolling Stones, aku nekat memainkan laguku sendiri. Biar jelek-jelek, yang penting lagu ciptaanku sendiri, pikirku.
Untuk menarik perhatian teman-temanku, aku membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temanku pada ketawa mendengarkan laguku.
Setelah merasa bisa bikin lagu, apalagi bisa bikin orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Kalau ada hajatan, kawinan, atau sunatan, aku datang untuk menyanyi. Dulu manajernya Engkos, yang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan.

Di SMP aku sudah merasakan betapa pengaruh musik begitu kuat. Mungkin karena aku nggak punya uang, nggak dikasih kendaraan dari orang tua untuk jalan-jalan, akhirnya perhatianku lebih banyak tercurah pada gitar. Sekolahku mulai nggak benar. Sering bolos, lalu pindah sekolah.
Aku merasakan gitar bisa menjawab kesepianku. Apalagi ketika sudah merasa bisa bikin lagu, dapat duit dari ngamen, mulailah aku sombong. Tetapi sesungguhnya semuanya itu kulakukan untuk mencari teman, agar diterima dalam pergaulan.
Suatu ketika ada orang datang ke Bandung dari Jakarta. Waktu itu aku baru sadar kalau ternyata lagu yang kuciptakan sudah terkenal di Jakarta. Maksudku sudah banyak anak muda yang memainkan laguku itu. Malah katanya ada yang mengakui lagu ciptaanku.
Sebelum orang Jakarta yang punya kenalan produser itu datang ke Bandung, aku sebetulnya sudah pernah rekaman di Radio 8 EH. Aku bikin lagu lalu diputar di radio itu. Tapi radio itu kemudian dibredel.
Setelah kedatangan orang Jakarta itu, atas anjuran teman-temanku, aku pergi ke Jakarta. Waktu itu aku masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Sebelum ke Jakarta aku menjual sepeda motorku untuk membuat master. Aku tidak sendirian. Aku bersama teman-teman dari Bandung: Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul.

Akhirnya aku rekaman di Musica Studio. Sebelum ke Musica, aku sudah rekaman sekitar 4 sampai 5 album. Setelah rekaman di Musica itu, musikku mulai digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani Willy Soemantri.
SUMBER: IWANFALS.CO.ID
Dari perjalanan hidup Iwan Fals saya dapat menganbil perilaku beliau yang saya jadikan sebagai inspirasi dalam hidup saya, diantaranya adalah sifatnya yang mudah bergaul sehingga beliau dapat diterima oleh masyarakat dimanapun beliau berada, karena itu pula beliau memiliki banyak teman yang diantaranya sangat berpengaruh atas kesuksesannya saat ini. Beliau memiliki sifat ulet dalam meraih cita-citanya tanpa ada rasa malu walau harus menjadi pengamen jalanan, semua dilakukannya untuk meraih apa yang diimpikannya. Beliau merupakan sosok idola yang sangat sederhana dalam hidupnya. Itu adalah sebagian kecil dari sifatnya yang saya kagumi.
Langganan:
Postingan (Atom)